Senin, 26 Maret 2018

Gemah Ripah Loh jinawi toto tentrem kerto raharjo

BD/SFL/FJ

Langger gejem;Ungkapan “gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo“ merupakan suatu kalimat yang merupakan ungkapan untuk menggambarkan keadaan bumi pertiwi  indonesia. 

Gemah ripah loh jinawi berarti (kekayaan alam yang berlimpah) sedangkan  toto tentrem karto raharjo(keadaan yang tenteram). 

Namun semboyan di atas tidak lagi berlaku di negeri kita tercinta ini. Orang bilang tanah kita tanah surga seperti yang tersirat dalam lagu koes ploes yang berjudul kolam susu. kail dan jala cukup menghidupimu, ikan dan udang datang menghampiri dirimu. Namun keadaan tersebut berbeda 180 derajat dengan kehidupan masyarakat indonesia sekarang.

Sementara itu Normidian Budiyanto,S.Sos Salah satu Kepala Desa di Kec.Proppo Kab,Pamekasan Memaparkan,Demi terciptanya Desa Membangun Indonesia Kita sebagai Penyelenggara Pemerintah Desa yang merupakan bentuk miniatur Daerah/Kabupaten senantiasa menjadikan Desa kita ''toto tentrem karto raharjo" dengan memanfaatkan"gemah ripah loh jinawi" yang kita miliki demi terciptanya masyarakat yang makmur. Ungkapnya Kepada Disah Akaber(ADV/Kds.Proppo)

Jumat, 23 Maret 2018

Hidup itu Sederhana, Sederhana itu adalah Kehidupan"FEATURED"

                           Beben_Kades

Entah mengapa, hari ini setelah membaca-baca beberapa blog mengenai ‘living in a simple way,’ tiba-tiba timbul keinginan untuk menulis sesuatu mengenai ‘hidup sederhana.’ Dibalik kata ‘sederhana,’ sepertinya tersimpan makna tersembunyi yang mungkin terlewatkan oleh kita selama ini.

Ditilik dari arti kata tersebut maka, sesuai dengan judul blog ini yaitu ‘Hidup Itu Sederhana.’ maka saya akan mencoba untuk berbagi perenungan saya mengenai bawah memang ‘Hidup Itu Sederhana.’

Sepertinya memang benar adanya bahwa hidup itu ‘memang sederhana.’ Hal yang paling esensial yang membuat kita bisa menjalani kehidupan hingga saat ini adalah suatu hal yang juga sederhana, yaitu ‘nafas.’ Iya, nafas memang sederhana. Bahkan sangat sederhana dan saking sederhananya maka kita seringkali tidak mempedulikan nafas kita sendiri. Setiap saat kita bernafas, setiap saat pulalah kita hidup dari nafas. Setiap saat itu juga seringkali kita memiliki mentalitas ‘take it for granted’ terhadap nafas kita. Setiap saat itu jugalah kita ‘take it for granted’ terhadap segala sesuatu yang kita alami dalam kehidupan. Dan mentalitas ‘take it for granted’ lah yang seringkali membuat kita lupa untuk bersyukur terhadap apapun pengalaman kehidupan yang pernah kita jalani termasuk juga yang sedang kita jalani saat ini.

Sudahkah kita bersyukur hari ini?.(Kds/Proppo)

Sabtu, 03 Maret 2018

Victory has a thousand fathers, but defeat is an orphan ( kemenangan itu mempunyai seribu ayah, tetapi kekalahan adalah yatim piatu)”. – JFK

Perang_zamanNOW;Stock amunisi sangat diperlukan untuk memenangkan sebuah peperangan, semua orang sepakat bahwa orang yang mengabaikan hal ini adalah nekad ,hanya ingin kalah bahkan bisa jadi ada tujuan membunuh diri. Peperangan kemudian tidak hanya terjadi dalam situasi dan di medan perang. Terminologi perang dihijrahkan ke dalam situasi lain ,suatu keadaan yang sebenarnya aman ,secara fisik tidak melukai namun sedang sangat ingin memperebutkan sesuatu yang akan menjadi kebanggaan, kehormatan, prestasi kelompok, sehingga kata, aroma dan pernak pernik perang diimbuhkan dalam situasi tersebut agar memiliki daya dobrak, daya getar, agar terasa membara, hangat, berapi api ,mengalahkan ,menciutkan nyali, menghabisi (sebagaimana dalam peperangan ) serta orang orang yang terlibat di dalamnya menjadi all out sangat bersemangat bahkan sampai mengorbankan segalanya .

Sebagaimana dalam perang, karena ingin menang ,ingin selamat, tidak terbunuh maka segala cara dilakukan, bukan saja amunisi dalam artian sebenarnya digunakan (peluru senjata) namun segala hal yang bisa mematikan, membumihanguskan, melenyapkan seperti batu, kayu,api , racun, bahan bakar, dan sebagainya begitu pula orang sudah mulai berfikir untuk mentransfer strategi tersebut kepada peperangan yang “tidak sebenarnya” yang tengah terjadi. Kenapa peperangan ini yang bukan sebenarnya, karena perang yang pertama adalah saling menghilangkan nyawa dan biasanya orangnya tidak saling mengenal dan memang bermusuhan, namun yang kedua adalah situasi yang dikondisikan dalam sebuah kelompok atau masyarakat, mereka masih saling mengenal, sering saling berkunjung dan bahkan masih ada kaitan persaudaraan.

Apa yang ingin saya tulis adalah fenomena politik dalam segala setrata persaingan pilkadus, des, bup, gub dan den juga pemilihan dan persaingan selainnya di banyak medan ,arena ,instansi dan kepentingan. Kewajaran , keelokan, kemanusiawian (atau bahasa yang mendekatinya ) sudah mulai menjauh atau bahkan dianggap sudah tidak layak dipertahankan , apalagi moral, etika dan hati nurani.

Kalau menggunakan “jurus mabok” maka seorang petarung bisa mengasah setiap senjata secara rinci , detil ,dimana inci demi inci, jengkal demi jengkal, step demi step, lembar demi lembar, guna menaikkan elektabilitas diri dan “membumihanguskan lawan” atau “menewaskan” lawan .  

Zainullah(Presiden ARAOP)

Amunisi -amunisi politik seiring perjalanan terus bisa diupdate dan berubah disesuaikan dengan kondisi dan kepentingan dilapangan, sebagaimana kita bisa fahami dari beberapa film peperangan yang sering ditayangkan. Mulai dari siapa lawan kita?, siapa orang tuanya, siapa anak cucunya, dimana si lawan bekerja, apa pekerjaannya,anak anaknya sekolah dimana? Pekerjaannya menggunakan dana negarakah?,APBD ,APBN atau apa, sebelumnya dia bekerja dimana, dengan siapa saja di bekerja, adakah perempuan dilingkungan dia bekerja, berapa no HP nya? Telepon rumahnya brapa? Nomor anaknya,nomor istrinya? orang tuanya? Siapa istrinya, berapa istrinya ? Apa kebiasaannya? Suka berdandan ataukah tidak? Pendidikan istrinya apa? Dia langsing ataukah gendut ? hee…(semuanya bisa digoreng) kemudian apa kebiasaan lawan jam sekian sekian, kendaraannya apa? Roda dua atau empat ? cash ataukah credit? Dia suka minum kopi,teh atau apa? Anaknya baik atau nakal ? apakah anak,cucu, cicitnya punya kasus masa lalu?  Dan ribuan informasi dan isu lainnya selain uang dan dana yang bisa digoreng goreng yang kemudian berkamuflase menjadi  AMUNISI dan senjata sangat mematikan bagi lawan itu sendiri, inilah metamorfosis amunisi pada “peperangan” masa kini yang digunakan oleh pelaku dengan “jurus mabok” untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, Semua hal bahkan yang netral sekalipun bisa direduksi menjadi “amunisi politik” golongan dalam membangun hegemoni kekuasaan. Dengan membelokkan sedikit saja substansinya untuk memberi kesempatan menyuburkan dominasi kekuasaan sekelompok orang bukan demi kemaslahatan seluruh komponen masyarakat .zanullah/ZEN

BLT DD TAHAP II DESA MAPPER KEC,PROPPO

Pemerintah Desa Mapper Menyalurkan BLT Dana Desa Tahap II PEMDES_MAPPER; Pemerintah Desa Mapper Kecamatan  Proppo  pada Senin (1...